Kamis, 07 Maret 2013

19 Februari 2013

Hari itu saya mungkin hanya sedang mencari alasan untuk melewatkan waktu bersamamu.
Modus memang.
Tapi jika tidak begitu, entah bagaimana lagi caranya supaya bisa dekat dengan kamu.

Bermodalkan pengetahuan pas-pasan tentang event yang sedang kamu geluti.
Saya nekat menawarkan bantuan.
Seolah-olah seperti seorang event organizer profesional.
Nyatanya malah tak berpengalaman sama sekali.

Mengajakmu ke suatu tempat.
Tempat favorit kita mungkin.
Memperhatikanmu yang begitu serius.
Dengan muka kusut perpaduan antara stres dan mengantuk.
saya pun memasang tampang seakan-akan ikut pusing.

Maaf, tapi dalam hati sebenarnnya saya tersenyum.
Saya senang melihatmu seperti itu.
Terlihat lucu bagiku.
Untungnya kamu tidak tahu.

Saya cuman bisa mengajakmu bercanda.
Membahas nanti kita jika menikah.
Kamu tertawa.
Syukurlah.
Walaupun sempat menyentilku dengan kalimatmu.
"Terlalu jauh bahas masalah itu, hubungan kita saja belum jelas".

Menengok ke arah tv.
Liverpool bertanding.
Dan menang.
Walaupun pada saat itu kamu tidak perduli dgn antusiasku karena kemenangan itu.
Tapi dalam hati, saya sangat bersyukur.
Melewatkan kemenangan besar Liverpool bersamamu.
Berada di sampingmu.

Fajar menyingsing.
Saatnya mengantarmu pulang.
Walau hujan.
Agak iba juga melihatmu selemas itu karena kantuk.
Menerobos dingin.

Saya mengatakan tidak ketika kamu bertanya apakah saya kedinginan.
Saya sok kuat.
Tak mau terlihat lemah di hadapanmu.
Walaupun pada saat itu saya sudah menggigil setengah mati.

Mungkin saya harus berterima kasih pada hujan.
Kita menepi sejenak.
Mencari tempat untuk berteduh.
Sekalian membahas hubungan kita.

Saat itu, sekali lagi.
Saya mengajukan pertanyaan yang sama beberapa bulan lalu.
"Maukah kamu menjadi kekasihku???"

Ingat apa reaksimu???
Kamu mencapku sebagai pria tak romantis.
Mungkin karena saya mengatakannya langsung.
Tanpa pengantar, intro, kalimat pembuka atau yang sejenisnya.

Demi Tuhan, saya hampir gila.
Kamu menjawab iya.
Membuat seolah-olah saya baru saja mendapatkan lotre milyaran rupiah.
Senang bukan main.

Sepanjang perjalanan pulang seperti orang gila.
Bernyanyi dengan suara keras.
Berteriak-teriak.
Sambil mengucap syukur.

19 februari 2013.
Saya merasa sangat disayang oleh Tuhan.
Liverpool menang besar.
Kamu menerimaku menjadi kekasihmu.
Disaksikan tetesan hujan dan gema suara lantunan ayat suci dari rumah Tuhan.

Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang aku sangsikan???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar