Kepadamu yang
terkasih.
mungkin aku hanya bisa meminta maaf kepadamu.
maaf karena sikap acuhku.
maaf atas pengharapanmu akan sebentuk perhatian yang tak terpenuhi.
mungkin anakmu ini memang belum bisa mebuatmu bahagia atau pun bangga.
sejuta mimpimu untukku tidak tercoba terealisasikan olehku.
anakmu ini memang payah dan tak bisa diharapkan.
mungkin aku hanya bisa meminta maaf kepadamu.
maaf karena sikap acuhku.
maaf atas pengharapanmu akan sebentuk perhatian yang tak terpenuhi.
mungkin anakmu ini memang belum bisa mebuatmu bahagia atau pun bangga.
sejuta mimpimu untukku tidak tercoba terealisasikan olehku.
anakmu ini memang payah dan tak bisa diharapkan.
Ayah...
tahukah kamu betapa berartinya dirimu.
betapa ku menyayangimu tanpa mampu ku melisankannya.
mungkin karena ku anak lelaki yang merasa malu untuk seromantis itu.
ketakutanku disamakan dengan seorang banci.
atau mungkin malah karena hubungan kita yang kurang kuat.
yang membuatku merasa segan untuk berucap.
akibat lamanya ku mengarungi masaku tanpamu.
serta intensitas pertemuan kita yang kurang memadai.
entahlah...
tahukah kamu betapa berartinya dirimu.
betapa ku menyayangimu tanpa mampu ku melisankannya.
mungkin karena ku anak lelaki yang merasa malu untuk seromantis itu.
ketakutanku disamakan dengan seorang banci.
atau mungkin malah karena hubungan kita yang kurang kuat.
yang membuatku merasa segan untuk berucap.
akibat lamanya ku mengarungi masaku tanpamu.
serta intensitas pertemuan kita yang kurang memadai.
entahlah...
Maaf...
ku hanya mampu menuangkan dalam bentuk tulisan tanpa tinta.
menggambarkan rasa tertanamku kepadamu.
rasa yang mungkin tidak engkau ketahui.
betapa inginnya ku membuatmu bangga kepadaku.
hingga suatu hari nanti engkau akan berkata kepada orang di sebelahmu.
itu anakku sambil menunjukku dengan sebuah senyuman.
dan ku yakin betapa harunya diriku saat itu.
tapi entahlah kapan momen itu akan terealisasi.
ku hanya mampu menuangkan dalam bentuk tulisan tanpa tinta.
menggambarkan rasa tertanamku kepadamu.
rasa yang mungkin tidak engkau ketahui.
betapa inginnya ku membuatmu bangga kepadaku.
hingga suatu hari nanti engkau akan berkata kepada orang di sebelahmu.
itu anakku sambil menunjukku dengan sebuah senyuman.
dan ku yakin betapa harunya diriku saat itu.
tapi entahlah kapan momen itu akan terealisasi.
saat ini.
setiap doa dalam ibadahku hanya untukmu.
ku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.
mengingat begitu pentingnya dirimu sebagai panutanku.
orang yang selalu ku banggakan dalam hidupku.
seseorang yang satu-satunya yang "murni" kumiliki.
dimana setiap nafasku adalah untuk membuatmu tak menyesal memilikiku.
setiap doa dalam ibadahku hanya untukmu.
ku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.
mengingat begitu pentingnya dirimu sebagai panutanku.
orang yang selalu ku banggakan dalam hidupku.
seseorang yang satu-satunya yang "murni" kumiliki.
dimana setiap nafasku adalah untuk membuatmu tak menyesal memilikiku.
akhirnya...
melalui wadah ini ku ingin beritakan ke seluruh dunia.
aku selalu mencintaimu dan menyayangimu sebagai ayahku.
semoga engkau juga begitu kepadaku sebagai anakmu.
semoga Tuhan selalu menjagamu dalam rahmatNya di sepanjang hidupmu.
LEKAS SEMBUH AYAH!!!
melalui wadah ini ku ingin beritakan ke seluruh dunia.
aku selalu mencintaimu dan menyayangimu sebagai ayahku.
semoga engkau juga begitu kepadaku sebagai anakmu.
semoga Tuhan selalu menjagamu dalam rahmatNya di sepanjang hidupmu.
LEKAS SEMBUH AYAH!!!
hormatku,
Ananda M. Insanial Mubarak
Ananda M. Insanial Mubarak
*dedicated for
my beloved father H.A. Chaedar A. Rachman, SE.
tetap semangat naaaaahhh~
BalasHapus