Minggu, 28 April 2013

jikalau merindumu pun salah

Senja datang bersama rindu.
Rindu yang juga membawa siksaan dengannya.
Apakah kamu suka pada saat merindu?
Aku tak suka.
Aku bukanlah seorang masokis yang begitu menyukai siksaan.
Aku hanyalah seorang manusia biasa yang tahan akan siksa yang mendera.
Apalagi jika siksa karena merindu kamu.
Dan celakanya aku sedang merindukanmu saat ini.

Aku merindukanmu seperti seorang pesakitan membutuhkan ganja.
Seperti seorang yang sakit membutuhkan obat.
Seperti seorang perindu yang ingin bertemu.
Tapi itu sulit saat ini sepertinya.
Kamu masih tak ingin bertemu.

Aku ingin berbagi denganmu.
Bercerita apapun juga bersamamu.
akhirnya yang bisa kulakukan hanyalah meraih ponselku.
Berniat hanya sekedar mendengar suaramu.
Tapi itu pun kamu tak mau.
Hanya kiriman pesan singkat yang menurutku bernada sinis darimu.
Sebenci itukah kamu?
Apakah salah karena merindumu?

Ah, mungkin saja kamu butuh waktu tanpa aku.
Mungkin saja itu memberimu sedikit ruang untuk berpikir.
Masihkah kamu ingin bersamaku.
Atau mungkin saja tanpa aku kamu lebih bahagia.
Aku tak tahu.
Yang kutahu hanyalah saat ini aku hanya sedang sangat merindukanmu.
Apakah kamu merindukanku juga?
Apakah kamu akan mencariku ketika ku menghilang?
Apakah kamu akan mengejarku ketika ku berlalu?

Tak apalah.
Jikalau memang merindumu pun salah.
Aku hanya akan menunggumu.
Menunggumu hingga kamu merindu pula.
Itupun jika terjadi.
Karena jika tidak.
Maka celakalah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar