Jumat, 28 Juni 2013

Selamat jalan om aswar!

Pakaian serba hitam.
Sekedar memperlihatkan rasa kehilangan yang luar biasa.
Bukan maksud untuk menantang matahari.
Karena matahari pun tak begitu beringas hari ini.
Malahan langit terlihat begitu mendung hitam.
Mungkin sedang bersedih juga sepertiku.
Langit akan menangis sepertinya.

Kenapa begitu sekelam ini sekarang?
Ada penyesalan yang menelisikku.
Rasa bersalah.
Rasa merasa tak tahu berterima kasih.

Seorang paman.
Yang sebenarnya tak kuketahui ikatan keluargaku berasal darimana dan sedekat apa.
Perduli setan dengan itu.
Yang kuketahui hanya beliau salah satu orang yang berjasa untukku.
Totalitas dalam membantu!!!
.
Pernah ada kalimat yang beliau yang sampai sekarang masih kuingat.
"Saya tidak akan berhenti urus urusan kuliahmu sampai betul-betul selesai."
Dan menyisakan aku yang hanya termangu mencoba mencerna setiap kata yang keluar itu.
Dan akhirnya berujung pada satu pertanyaan.
Kenapa harus sampai setotal itu.
Memangnya saya pernah berbuat kebaikan apa sampai harus ditolong seperti itu.
Tidak ada bahkan.
ayolah, kita tidak hidup di zaman orang-orang yang tidak pamrih.
Lantas mengapa???

Hari setelah mendengar berita berpulangmu.
Kembali ke pangkuan Dia yang Maha Memiliki.
Menyatu menyempurna dengan Dia yang sempurna.
Kutermangu tak percaya.
Kenapa secepat ini?
Tuhan, aku bahkan belum mengucapkan terima kasih.
Belum menyampaikan permohonan maaf karena telah membuatnya repot.
Lantas apa yang bisa kuperbuat sebagai gantinya.
Menghidupi istri dan dua orang anaknya jelas tak mungkin.
Membiayai pemakamanmu saja aku tak mampu.
Bahkan bukan aku yang memandikanmu untuk terakhir kalinya.
Bukan aku yang mengangkat kerandamu dari rumahmu sampai ke rumah peristirahatan terakhirmu.

Om aswar, maaf aku tak sempat berterima kasih padamu.
Aku juga tak tahu harus membalasnya dengan apa.
Yang aku bisa hanya menangisimu.
Menemani jasadmu sampai tubuhmu tertelan oleh tanah.
Serta mendoakan tempat terbaik untukmu.
Berharap Tuhan mengganjarmu dengan nikmat disana.

Betulkan Tuhan???
Dia pantas kan jadi kekasihMu???
Bukankah sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lainnya???
Bukankah sujud tertinggi seseorang adalah dengan membantu sesama???
Jadi tolonglah Tuhan.
Terima dia disisiMu.

Om aswar, sepertinya kita harus berpisah.
Aku harus pulang dan melanjutkan hidupku.
Tenang saja, urusan tentang kuliahku yang kita urus bersama akan tetap kulanjutkan.
Setidaknya menghargai usahamu yang sudah kamu lakukan.
Nanti kelak kita akan bertemu dibawah guyuran nikmatNya.
Semoga saja.
Selamat jalan om aswar!
Semoga Tuhan menjagamu disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar