Temanku,
Kita bersyukur hidup di
negeri ini.
Tak akan pernah stres.
Akan selalu ceria.
Temanku,
Sadarkah kamu jika negeri
kita ini senang bercanda?
Makanya penduduknya senang
tertawa.
Menertawakan sesuatu hal yang
tak pantas ditertawakan.
Lihatlah negeri kita.
Kekayaan alam kita melimpah.
Manusianya juga banyak yang
cerdas.
Tapi kenapa masih banyak yang
kelaparan.
Masih banyak yang sengsara.
Ini lelucon kan?
Lihatlah calon-calon pemimpin
yang kita punya.
Kita punya seorang raja
dangdut.
Kita punya seorang biduanita yang kerap berpenampilan seksi.
Kita punya seorang pesulap.
Kita juga punya seorang yang
ahli dalam bersumpah pocong.
Mereka semua hendak menjadi
pemimpin di negeri kita.
Ini juga lelucon kan??
Lihatlah si presiden kita.
Dia sangat sibuk.
Sibuk mengurusi partainya
sendiri.
Sibuk keluar negeri.
Sibuk membuat lagu untuk
album musiknya.
Serta sibuk mengeluhkan
gajinya yang katanya kecil.
Ini lebih lelucon lagi kan?
Temanku,
Negeri kita memang terlalu
sering bercanda.
Sampai-sampai lupa untuk serius.
Serius mengatasi konflik
sesama kita.
Serius mengatasi kemiskinan.
Serius mengatasi korupsi yang
makin meraja lela.
Temanku,
Negeri kita harus kembali
serius.
Negeri kita bukan pelawak.
Negeri kita ini adalah surga.